Ada Kebinatangan Bersemayam Dalam Diri Manusia

Kami Relawan  -  3 years ago
Image placeholder

Manusia adalah perpaduan sempurna antara alam ruh dan jasad. Bermodal kesempurnaan itu menjadikan manusia ingin terus mencarinya. Hal pokok dari manusia mungkin hasrat untuk mengenal dirinya sendiri. Melalui berbagai macam tahap pembelajaran baik formal, maupun informal manusia berupaya menemukan dirinya yang otentik.

Ada kemampuan unik yang dimiliki manusia sekaligus membedakannya dengan makhluk lain, yaitu kesadaran akan keberadaan dirinya. Lain halnya dengan tumbuhan sebagai makhluk hidup pergerakannya pasif. Berbeda juga dengan hewan yang bergerak secara aktif. Keduanya tak memiliki kesadaran bahwa mereka ada. Keduanya juga selesai dan berhenti bila kebutuhan dasarnya telah terpenuhi, yaitu nutrisi dan reproduksi. Manusia unik, setelah kebutuhan dasarnya terpenuhi, pikirannya mulai memikirkan sesuatu yang lebih kompleks. Dan hal itu terjadi terus menerus. Bila tidak dipergunakan dengan baik dan benar, pikirannya justru menjadi musibah bagi manusia itu sendiri.

Berangsur-angsur manusia membangun peradaban dari yang paling sederhana; berburu, hidup berpindah-pindah (nomaden), bercocok tanam dan lain sebagainya. Hingga sampai pada peradaban saat ini, yang mana semuanya telah dimudahkan dengan kemajuan teknologi.

Kemajuan peradadan saat ini tidak menjadikan manusia menemukan kesejatian dirinya. Keadaan saat ini justru menjauhkan bahkan mengalienasi dirinya sendiri. Manusia modern kerap kali menganggap dirinya telah sampai pada puncak peradaban manusia.

Mengenal diri sendiri menjadi problem manusia sepanjang zaman. Homo est animal rationale, manusia adalah hewan yang berpikir. Ungkapan tersebut terus manusia amini dan gaungkan bahwa dirinyalah spesies terbaik karena dikaruniai akal. Akal pulalah yang mengantarkan manusia hingga dapat bertahan sampai hari ini. Namun dia lupa, dalam ungkapan tersebut tetap saja sejatinya kita adalah hewan. Sifat kebinatangan dalam diri manusia tetap ada. Mungkin sekarang sedang tertidur atau mungkin juga tertidur pulas hingga tak pernah bangun. Namun tak bisa dipungkiri bahwa kebinatangan bersemayam dalam diri manusia.

Barangkali kemampuan akal-lah yaitu berpikir yang sehat mampu mengendalikan atau menekan kebinatangan. Namun jangan salah, kehebatan akal manusia juga dapat menjadikannya hewan yang paling kejam sekaligus buas. Kebinatangan yang menguasai akal jauh lebih mengerikan dibanding hewan buas manapun yang sedang kelaparan.

Dari sana seharusnya manusia belajar bukan hanya berbekal akal, tapi juga nurani. Nurani merupakan hal lain yang juga tidak dimiliki makhluk lain. Melalui pendidikan untuk kognisi dan afeksi harus diseimbangkan. Agar manusia dapat menemukan kesejatian dirinya sebagi hewan yang sadar akan dirinya.(hfz)

Categories: Pendidikan

Tags: Pendidikan,