Apa Yang Boleh Dan Tidak Boleh Sebelum Dan Sesudah Divaksin?

Kami Relawan  -  3 years ago
Image placeholder

Pandemi covid-19 belum berakhir menyerang Indonesia juga dunia. Bahkan virus yang diklaim asal Wuhan itu telah bermutasi sedemikian rupa. Menjadi lebih mudah menular sekaligus mematikan. Protokol keehatan juga semakin digalakkan oleh pemerintah guna mencegah dan memutus rantai penyebaran virus. Selain itu, untuk meredam dan memerangi virus Covid-19, para ilmuan telah menemukan berbagai vaksin yang dianggap mampu memperkuat imun manusia terhadap virus.

Setidaknya sudah ada tiga vaksin yang sedia stok dan digunakan dalam pelaksanaan vaksinasi yakni Sinovac, Bio Farma, dan Oxford-AstraZeneca. Tujuan vaksin adalah untuk mencapai herd immunity (kekebalan bersama) agar dapat melindungi golongan yang rentan. Bahkan saat ini pemerintah Indonesia melalui kementerian kesehatan telah mengeluarkan surat edaran tentang vaksinasi untuk anak usia 12-17 tahun.

 Nah, ada banyak yang berkomentar soal efek samping vaksin. Mulai dari ngantuk, demam, dan lain-lain. Dilansir dari laman covid19.co.id, secara umum efek samping yang timbul itu beragam, umumnya berifat ringan, sementara, dan tidak selalu ada. Itu semua juga bergantung pada kondisi tubuh. Oleh sebab itu adalah langkah yang tepat bila memprsiapkan diri sebelum divaksin agar meminimalisir efek vaksin. Kira-kira apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan sebelum dan sesudah divaksin Covid-19?

Menurut laman covid19.go.id, yang boleh dilakukan adalah minum paracetamol jika demam, menggigil, atau pegal-pegal setelah divaksin. Kemudian, upayakan untuk mencukupi nutrisi sebelum dan sesudah divaksin. Lalu istirahat yang cukup sebelum divaksin. Selain itu tetap mematuhi protkol kesehatan walau sudah divaksin.

Selanjutnya, hal yang tidak boleh dilakukan adalah sebagai berikut: pertama, mengabaikan  nasihat, petunjuk, atau larangan dokter yang berkaitan dengan penyakit penyerta (komorbid). Kedua, mendatangi tempat pelayanan vaksinasi dalam kondisi kurang vit atau tidak sehat. Ketiga, menekan, memijat, atau menggosok lokasi bekas suntikan vaksin. Lalu keempat menerima jenis vaksin yang berbeda dengan dosis pertama. Dan terakhir mengabaikan protokol kesehatan usai divaksin.

Hal penting lain yang mesti diperhatikan adalah vaksinasi harus didapatkan secara lengkap, yakni 2 dosis demi teriptanya kekebalan tubuh yang optimal. Lalu jarak antardosis 1 dan 2 harus sesuai yang direkomendasikan untuk tiap vaksin. Dan yang terpenting untuk dipahami bahwa divaksin bukan berarti kebal dari virus, malainkan mencegah terpapar atau seandainya terpapar maka tidak terlalu parah. Hal ini dapat membantu meringankan tugas tenaga kesehatan di Indonesia yang mulai kelelahan, juga ruang isolasi di rumah sakit yang semakin penuh.(hfz)

 

 

Categories: Sosial

Tags: Sosial,