Klasifikasi Mahasiswa: Kura-kura, Kupu-kupu, dan Kunang-kunang

Kami Relawan  -  4 years ago
Image placeholder

Pandemi sedang melanda seluruh penjuru Dunia. Tak terkecuali Indonesia kita tercinta, keberadaan micro-makhluk (virus Corona) yang amat menggelisahkan ini terdeteksi kali pertama bulan Maret 2020. Semua berubah, saat virus tersebut menyerang!

 

Segala aspek kehidupan mulai beradaptasi demi mencegah penyebaran virus. Aktivitas pertemuan tatap muka langsung diupayakan sebisa mungkin diselenggarakan secara  virtual. Mulai dari work from home (WFH), penutupan lokasi wisata,  kegiatan ibadah dirumahkan, serta kegiatan belajar mengajar (KBM) di rumah.

 

Salah satu yang terdampak paling membosankan adalah kegiatan kuliah online, teruma bagi maba (mahasiswa baru). Bagaimana tidak? Mimpi para maba sejak dulu untuk merasakan dunia kampus tiba-tiba sirna. Seperti belajar dengan mengenakan pakaian bebas, jadi aktivis berambut gondrong dengan bergabung di organisasi, nongkrong bareng kawan sambil diskusi, ngopi, dan main gitar, dan hal-hal lain yang sebelumnya mereka bayangkan begitu menyenangkan. Padahal belum demikian wahai maba.

 

Pada tulisan ini, penulis ingin sedikit memberikan pencerahan bagi maba yang mungkin belum merasakan kuliah secara langsung. Saya mencoba mendeskripsikan jenis-jenis mahasiswa ditinjau dari aspek aktivitas mereka. Dilihat dari aspek tersebut, mahasiswa terbagi menjadi tiga golongan; Kura-kura, Kupu-kupu, dan Kunang-kunang.

 

Kura-kura (kuliah rapat-kuliah rapat) adalah golongan mahasiswa yang gemar berpartisipasi dalam berbagai macam kegiatan. Mereka adalah orang-orang yang cenderung senang bersosial atau berusaha untuk dapat bersosial. Sebab tidak semua orang dapat berbicara dengan percaya diri di depan umum.

 

Tipe Kura-kura biasanya sering terlihat sibuk atau sok sibuk. Misalnya baru saja kelas usai, mereka langsung pergi rapat. Bila ingin main dengannya harus bikin jadwal dari jauh-jauh hari sebab jadwal rapat yang padat, tidak jarang juga berujung wacana.

 

Saat kuliah di kelas, mahasiswa kura-kura cenderung terlihat lebih santai dan percaya diri saat presentasi, walau kadang lebih banyak mengarangnya. Namun seiring berjalan waktu dengan rajin membaca juga berpikir nanti ada saatnya argumentasi yang disampaikan menjadi runut dan logis. Tapi untuk maba, percaya diri adalah modal utama. Modal utama untuk merebut perhatian dosen agar terlihat aktif, misalnya.

 

Bagi mahasiswa kura-kura ekstremis, yaitu mereka yang ikut beberapa organisasi sekaligus dapat dilihat dari banyaknya almamater, jas, PDH (pakaian dinas harian), atau PDL (pakaian dinas lapangan). Di sisi lain, kaum Kura-kura ekstrimis bahkan lebih mengutamakan organisasi daripada kuliah. Mereka beranggapan, dalam organisasilah mereka dapat mengembangkan softskill dan memperluas jaringan. Jadi nanti saat lulus walau IPK pas-pasan minimal dilirik senior untuk kerja di tempatnya. Itu juga kalo seniornya udah kerja, kalo belom? Entahlah.

 

Selanjutnya yaitu mahasiswa kupu-kupu (kuliah pulang-kuliah pulang). Biasanya mereka adalah anak rumahan yang tidak terlalu senang kerumunan dan keramaian. Namun tidak menutup kemungkinan juga mereka memiliki aktivitas lain, seperti bekerja atau les di luar kampus. Mereka adalah pejuang tunggal atau memang malas bergaul.

 

Tipe ini biasanya terlihat pendiam saat di kelas. Lingkar pergaulannya kecil, paling hanya beberapa orang dalam kelas. Mereka paling malas ikut kegiatan kemahasiswaan, seperti malam akrab (makrab), seminar, dan lain sebagainya. Pokoknya masuk kuliah isi absen, sesekali bertanya, ikut UTS dan UAS. Begitu seterusnya.

 

Saat mengikuti perkuliahan, mahasiswa kupu-kupu cenderung lebih pasif. Mereka hanya mengerjakan hal-hal normatif. Sebab tujuan mereka kuliah adalah mendapatkan ijazah untuk mencari kerja atau melanjutkan studi. Namun tidak semuanya demikian.

 

Selain tidak mengikuti organisasi, mahasiswa kupu-kupu juga jarang nangkring untuk sekedar ngopi dan ngobrol ngalor-ngidul. Sebab pekerjaan mereka telah menunggu. Biasanya mereka adalah mahasiswa mandiri yang bayar kuliah sendiri dan jadi tulang punggung keluarga. Waktu menjadi hal yang berharga, mereka lebih memilih menghabiskan waktu luangnya untuk rehat, itu juga kalau ada.

 

Bagi mahasiswa kupu-kupu, kuliah hanya sekedar tempat menimba ilmu dan mendapatkan gelar sarjana, tidak kurang tidak lebih. Sementara mahasiswa lain sibuk organisasi dan nangkring, mereka sedang sibuk menata masa depan yang tak pasti. Mungkin mereka lupa bila masa muda itu banyak cerita, drama, dan berbahaya.

 

Nah tipe terkahir adalah mereka yang gemar mencari teman, menghamburkan waktu juga uang tentunya. Bagi mereka relasi atau jaringan adalah segalanya. Tipe ini disebut mahasiswa Kunang-kunang, kuliah nangkring-kuliah nangkring. Tiada hari tanpa kopi darat. Hari-harinya adalah perihal kawan. Kawan adalah segalanya.

 

Golongan ini senang membangun relasi dan pandai bergaul dengan santai. Mereka bahkan rela meninggalkan kelas bila kawan dekat mereka ngajak kopi darat (kopdar). Sebagian dari jenis ini juga ikut gabung organisasi. Tapi tujuan utama mereka adalah cari teman dan memperluas lingkaran pergaulan. Jadi bila nanti sedang di jalan pulang atau sedang pergi ke suatu acara, pasti ada aja yang mereka kenal. Bagi mereka organisasi bukan sekedar wadah pengembangan diri, namun pengembangan jaringan yang luas. Modal mereka benar-benar hanya relasi dan kedekatan tanpa diiringi kualitas. Ya mau bagaimana meningkatkan kualitas diri, kuliah aja seadanya waktu, organisasi pun hanya untuk ngopi.

 

Mahasiswa Kunang-kunang biasanya mulai sadar saat kawan-kawan kelasnya tiba-tiba lulus satu per satu. Saat kawan-kawan mereka mem-posting foto wisuda mereka di media sosial, saat itu pula mahasiswa Kunang-kunang melobi dosen agar proposal diterima.

 

Itulah sekelumit deskripsi tentang tipe-tipe mahasiswa. Tiap tipe memiliki kekurangan dan kelebihan masing-masing. Apa pun tipe mahasiswa yang kalian jalani, mahasiswa adalah agen perubahan, tidak perlu jauh-jauh, minimal merubah diri menjadi manusia yang lebih baik lagi, lagi, dan lagi. Hidup mahasiswa! (Hfz)

Categories: Pendidikan

Tags: Pendidikan,