Konsistensi Adalah Kunci!
Kami Relawan - 3 years agoPada abad modern, menurut Rollo May seorang psikolog eksistensial asal Amerika Serikat, manusia diselimuti kehampaan dalam hidup. Manusia juga digandrungi ketakutan dan bahkan diperparah dengan kekuatiran. May menambedakan antara ketakutan dan kekuatiran. Menurutnya ketika kita takut, kita mengenali sesuatu yang kita takuti. Namun berbeda dengan kekuatiran, kekuatiran cenderung bias untuk diketahui apa yang membuat kita kuatir. Sebagai contoh dan sering dialami oleh manusia abad ini adalah kekuatiran akan kehidupan.
Banyak dari kita yang ketika ditanya “apa yang membuat kita kuatir dalam hidup?”, justru kita semakin bingung untuk menjawab. Bahkan lebih jauh lagi, masih menurut May, banyak orang yang tidak mengetahui dengan jelas apa keinginan mereka sendiri dan mereka tidak mampu mendeskripsikan tentang perasan mereka. Bagi May ini merupakan suatu persoalan. Untuk menemukan jawaban dan kepastian hidup kita harus mengenal diri sendiri, mengenal potensi yang ada dalam diri kita. Lalu mengasahnya agar bermanfat bagi sekitar.
Dalam Islam, konsep sebik-baiknya manusia adalah yang paling bermanmaat bagi sesamanya adalah tujuan yang terus-menerus kita upayakan. Dengan adanya konsep tersebut, kita tidak kehilangan arah atau minimal memiliki visi yang jelas. Namun bagaimana cara agar kita dapat bermanfaat bagi sesama? Pertanyaan itu kerap kali menganggu pikiran kita (bagi yang masih memiliki pikiran dan kemauan serta kemampuan berpikir). Berbagai upaya kita lalukan untuk mengenal diri sendiri dan mengetahui potensi yang masih tertidur dalam diri kita.
Tapi sangat disayangkan, kegelisahan tersebut hanya berkutat pada alam imajinasi. Kita sering kali hanya membayangkan, memikirkan, dan mengimajinasikan. Padalah tahap terpenting setelah itu adalah aksi. Ya, kita utuh mengekspresiakannya. Mengaktualisasikan gagasan kita menjadi perbuatan nyata. Setelah melakukan, yang kita butuhkan adalah konsistensi. Apa pun yang kita lakukan secara konsisten pasti membuahkan hasil bahkan dalam Islam, istiqomah (konsistensi) jauh lebih baik dari seibu karamah (kemuliaan).
Jadi mulai hari ini, lalukan apapun yang terlintas dalam pikiran selama tetap dalam koridor kebermanfaatan bagi sesama. Konsistensilah dan jangan mudah patah arang. Bila suka menulis, teruslah menulis. Bila hobi membaca, teruslah membaca. Bila senang meng-edit foto atau video, asalah. Lakukan hal yang kamu mau dengan terus-menerus, dengan konsistensi. Maka pada suatu waktu, kamu pasti jadi ahlinya.
Terkait siapa dirimu dan peran apa yang akan kamu emban, biar masyarakat yang menilai. Ketika kamu mulai ahli dalam berceramah, masyakarat akan menialimu sebagai penceramah. Ketika kamu mulai lihai menulis dan menerbitkan banyak buku, masyarakat akan mengenalmu sebagai penulis. Untuk saat ini yang penting adalah lakukan dan konsistensilah. Kekuatiran akan kehidupan dan masa depan jangan semakin membuat potensi dalam diri kita tertidur semkain nyenyak dan pulas. Bangunkan! Hadapi dengan gagah berani. “Kalau masa depanku gelap, jelas lebih baik aku mengahadapinya. Daripada mencerahkannya dengan imajinasi yang sia-sia,” ucap Sherlock Holmes, detektif imajiner karangan Sir Arthur Conan Doyle.(hfz)