Secercah Cahaya di Lombok Timur

Kami Relawan  -  4 years ago
Image placeholder

Jakarta, Kamirelawan.id - Pagebluk virus Corona belum menemukan titik terang. Ditemukannya vaksin oleh para ahli epidemiologi bukan berarti rantai penyebaran virus yang memiliki nama sah Covid-19 berhenti. Mau tidak mau berbagai upaya penyesuaian kegiatan sehari-hari harus beradaptasi dengan tetap mematuhi protokol kesehatan.

 

Salah satu aspek utama dalam kehidupan yang terdampak adalah pendidikan. Pendidikan menjadi pijakan awal dan proses pembentukan karakter sekaligus transfer ilmu untuk menciptakan insan-insan yang berkualitas guna melanjutkan estafet kehidupan bernegara. Oleh sebab itu proses pendidikan tidak boleh terhenti dengan berupaya tetap mematuhi 3 M, memakai masker, mencuci tangan, serta menjaga jarak.

 

Salah satu yang terpapar pagebluk virus Corona dalam aspek pendidikan adalah anak-anak usia sekolah di desa Jerowaru, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat. Melihat kondisi itu, Fahmi Syarif beserta kawan-kawan berinisiatif untuk mendirikan komunitas belajar bagi anak-anak yang nyaman dan tetap memerhatikan protokol kesehatan. "Kendala anak-anak di sini adalah  ketika harus belajar dalam jaringan (daring). Jaringan di sini kurang baik. Banyak juga orang tua peserta didik yang tidak mampu menyiapkan fasilitas, seperti gadget dan kuota," kata Fahmi saat dihubungi via telepon, Rabu, 6 Januari 2021.

 

Fahmi bukan asal saja membuat komunitas sosial pendidikan bagi anak-anak. Dia melihat kawan-kawannya banyak yang memiliki potensi untuk diberdayakan. Untuk saat ini Bale Ilmu menyediakan kelas bahasa Inggris, Matematika, dan Komputer.  "Saya melihat banyak kawan-kawan yang kuliah juga dirumahkan terlebih dahulu. Ada juga yang telah tamat kuliah. Dari sana kami mencoba mengabdi kepada masyarakat," ujarnya.

 

Komunitas itu didirikan oleh beberapa pemuda hebat. Mereka adalah Marta Anwar (25), Fahmi Syarif (23), Lalu Irfan Ansori (25), Ahmad Ridwan (26), dan Aulia Akbar (30). "Kami menamai komunitas itu Bale Ilmu," jelas Fahmi.

 

Lalu dia menjelaskan bagaimana komunitas tersebut terbentuk dan diberi nama Bale Ilmu. Awalnya pada Agustus 2020 dia dan kawan-kawan hanya bicara santai melihat fenomena yang telah dipaparkan di atas. Berangkat dari sana mereka sepakat dan bertekad untuk mengabdi bagi masyarakat. "Terkait nama Bale Ilmu itu dari bahasa daerah Sasak di Lombok. Bale artinya rumah, ilmu itu pengetahuan untuk melambangkan cahaya," katanya.

 

Fahmi juga menambahkan nama Bale Ilmu semoga dapat menyinari anak-anak di Lombok. Mereka yg bernaung atau belajar di Bale Ilmu dapat mencari ilmu dengan nyaman, bahagia , tentram dan harmonis. "Jadi kaya berada di Bale atau rumah sendiri. Kami juga berusaha menciptakan suasana seperti kakak-kakak mereka, bukan sekedar tenaga pengajar," papar Fahmi.

 

Sekarang sekretariat Bale Ilmu ada di Jerowaru, Lombok Timur, NTB. Tepatnya di rumah ketua Bale Ilmu Marta Anwar. Terkait target peserta didik, untuk sementara fokus mereka adalah anak-anak di desa Jerowaru. Rencananya mereka bisa mencakupi wilayah pelosok bagian selatan. "Kebetulan kecamatan kami merupakan kecamatan paling selatan di Kabupaten Lombok Timur," ujarnya.

 

Fahmi dan kawan-kawan bersyukur keberadaan Bale Ilmu disambut baik oleh masyarakat setempat. Mereka berharap dari tempat itu lahir generasi muda yang akan benar-benar mengaplikasikan ilmu di masyakat dan kepada adik-adik generasi selanjutnya nanti. "Semoga kami bisa konsisten dalam menjalankan pengabdian di Bale Ilmu. Target kami bukan hanya untuk anak didik di desa kami. Tapi juga dengan masyarakat ke depannya," imbuhnya. (Hfz)

Categories: Pendidikan

Tags: Pendidikan,